Pusaka Maluku Utara "Yang lumpuh adalah akal sehat; yang lumpuh adalah hati nurani" (Hairil S)

Senin, 24 Maret 20140 komentar

Sungguh malang nasip Bangsa ini, Ia dibunuh secara
perlahan–lahan  oleh anak-anaknya sendiri. 
Di negri sejarah ini, di negri budaya ini, dimana rakyatnya penuh keramahan dan kesederhanaan . rasa cinta terhadap negeri ini sama seperti darah yang mengalir dalam tubuh setiap manusia. Terlihat didaratan tanah yang subur, hutan yang lebat, ditambah dengan kandungan yang ada didalamnya; emas, batu bara, tima, migas dll. Kembali kita menoleh ke lautan yang  potensinya tak kalah penting. Semuanya adalah bukti kekayaan negri ini.
            Sebagai anak negeri,  tentunya bangga karena dilahirkan dinegeri yang diakui dunia karena sejarahnya, budayanya, dan yang pasti kekayaan alamnya. Namun seiring waktu yang berjalan, semua kebanggan seolah sirna tanpa ada yang tersisa setelah mengetahui bahwa kekayan daerah ini ternyata menjadi rebutan para  pemodal asing. Ya, mereka (para pemodal asing), begitu ganas saling berebutan, bahkan dengan cara apapun  akan dipakai yang terpenting dapat bagian lalu melahap dengan sepuasnya. Sementara disatu pihak, pemerintah dengan semboyan-semboyan kesejahteraan, atas nama rakyat dan sejenisnya telah memberi legitimasi atau Ijin Usaha Pertambangan (IUP) menjadi kebijakan perioritas yang sesegera mungkin diambil. Oleh pemerintah, para pemodal diberi kesempatan sepenuhnya untuk mengelola potensi yang ada, konon demi kepentingan dan keuntugan bersama.  Dipihak yang lain, ratusan peribumi harus rela menjadi kuli atau buruh kasar dalam perusahan dan ratusan lainnya harus sabar  mengantre sambil menunggu kesempatan untuk menjadi kuli perusahan.
Teluk dan daratan Halmahera telah digaruk dan akan terus digaruk, tanah sarat emas yang ada di Sula mulai menjadi perhatian. Sepertinya, konsentrasi kearah tersebut kelihatannya menjadi program jangka pendek yang akan dilakukan. Kini lagi-lagi kesejahteraan masyarakat menjadi kata kunci semua itu, namun apakah dengan eksploirasi dan eksploitasi pertambangan yang diketuaai orang-orang asing bisa menjadi solusi ekonomi rakyat ? ataukah justru sebalikaya, berdampak buruk terhadap ekonomi rakyat, lingkungan, dan kesehatan. Pernahkah orang berpikir kekayaan yang berlimpah adalah kutukan ?
Chi khomendes, berjuang mati-matian melindungi hutan dan kekayaan alam dinegrinya dari para kapitalis, sebab dia tau betul kebiadaban kapitasisme yang dianut  para bandit-bandit ekonomi. Soekarno, memutus hubungan dengan pihak asing melalui nasonalisasi aset asing, karena dia begitu megerti kemisteriusan pemodal asing dan sekaligus  Ia juga berpikir nasip bangsa dan anak cucunya dikemudian hari. Lalu kenapa hari ini kita diam, lipat tangan dan supercuek dengan kondisi yang ada, seolah tak ada masalah. Sekali lagi, cobalah tegok hasil pengelolaan PT Freport dan bandingkan dengan keberadaan saudara kita, pribumi yang ada di Irian. Lihatlah hutan kalimantan yang gundul, lumpur lapindo di Surabaya yang menghancurkan ratusan rumah orang miskin dll, bukankah itu belum cukup menjadi pelajaran bagi kita. Kawan-kawan mahasiswa halmehera, kemana kita selama ini ? mari sedikit kita bicara soal nasip negri kita yang hampir tengelam akibat eksploitasi tambang, lingkungan kita yang dibanjiri limbah perusahan. Mari bicara mengenai masa depan pendidikan saudara dan adik-adik kita, diskusi kesehatan dan ekonomi ayah dan ibu disekitar tambang yang udaranya dipenuhi polusi. Kepada kawan-kawan mahasiswa Sula, mari kita meramu ide-ide yang konstruktif dan membangun demi masa depan Sula dengan cara yang arif dan bijak, biar emas di pulau talyabu bisa terlindungi. Mari kita kaji dampak pengeluaran  96 Ijin Usaha Pertambangan (IUP) di Kepsul, mari kita dudukkan amdal demi lingkungan yang baik. Kapada seluruh teman-teman mahasiswa Maluku Utara, mari kita tegur pemerintah kita yang terlalu bermurah hati menjual segalanya kepada bandit-bandit ekonomi, kita sudahi perampokan kekayaan negri ini. Nasip peribumi berada diujung tanduk !  Semoga mata kita bisa melihat, hati kita bisa terketuk dan bertindak. Semoga
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Gemapadi Fekon - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger