Hikmah Kehidupan
Dalam catatan perjalanan hidup ini kita mestinya di perhadapakan dengan berbagai macam Tanya. Iming-iming hidup yang damai adalah terlintas di semua benak mahluk ciptaan Tuhan yakni manusia. Terlepas dari berfikir tentang hidupnya, juga telah berfikir tentang matinya pula. Sehingga manusia ini menciptakan berbagai macam jawaban untuk mendiskripsikan hidupnya baik kemarin, sekarang dan yang akan datang. Disinilah titik manusia mulai menampakkan kemampuan menerka kehidupan di akhir nanti. Ukurannya hanya dengan hal yang seharusnya dilakukan untuk menggapai segalanya itu. Pada prinsipnya manusia ini juga beranggapan bahwa mati adalah hal yang menakutkan, tetapi bagiku tidak. Semuanya telah di rencanakan oleh yang maha kuasa. Dan kita manusiapun akan mengetahuinya kelak nanti.
Mati adalah hukuman yang paling ringan, karena keadilan itu ada di bumi dan di syurga. Prinsip diatas yang kemudian memperkuat iming-iming setiap manusia yang menjalankan misi sebagai mahluk social di muka bumi. Dan pada akhirnya semua hikmah kehidupan ini telah tersentuh dengan jemari kehidupan yang kekal di saatnya nanti. Dan telah menyatu dalam semua bentuk kehidupan sehingga ada tidak ada kata misi social kita sendiri yang menjadi penghalang kesuksesan hidup.
Watak Keras Manusia
Pada dasarnya manusia memiliki sifat dan karakternya masing-masing, kita tidak dapat mengukur tingkah laku seseorang hanya dengan melihatnya melakukan aktivitas sehari-hari. Ada banyak karateristik manusia yang membedakan satu sama lain. Ada yang keras da nada yang lemah karakternya. Berbicara tentang diri manusia, kita bias memilah ataupun mengkaji diri sendiri agar kita bias dan mampu memaknai diri orang lain. Memiliki lemah atau kerasnya watak adalah kodrati setiap manusia. Hanya saja lingkungan sosialnya dapat memperkuat hal kodrati pada dirinya. Misalkan kita melihat historis kejayaan islam dan manusianya pada saat itu seperti yang telah di ceritakan dalam buku sepuluh jurus terlarang. Salah seorang penantang Nabi Muhammad SAW yang paling ganas dan bringas adalah Umar Bin Khatab, pada akhirnya beliau menjadi pembela Nabi yang tegas dan keras.
Dari gambaran tentang sejarah di atas dapat kita lihat betapa kerasnya watak dan kepribadian seorang sahabat nabi yang saat itu telah menjadi penantang besar melawan penyebaran atau dakwah islam pada akhirnya akan menjadi manusia yang disiplin dan mengikuti segala bentuk anjuran dan perintah yang di sampaikan oleh Nabi Muhammad kepadanya. Watak keras, memiliki ciri tersendiri yang kita kenal sebagai identitas, akan tetapi sekerasnya watak manusia maka lingkingan social yang nantinya menjadi hakim untuk mempertuntasnya menjadi watak bijak dan anggun.
Raja Dan Ratu Dalam Kehidupan
Tidak seperti yang telah kita simak dalam sebuah Film bertema Narnia. Pada sepenggal naskahnya telah menjadi doktrin setiap manusia yang mengkonsumsi film tersebut. Sebenarnya khalayak ini tidak semestinya mencontohi karakter yang telah di pertonjolkan dalam sebuah film. Baik film sejarah, remaja atau agama dan sebagainya. Dalam kehidupan ini, manusia hanya di perkenalkan dengan yang namanya keluarga besar bukan kerajaan besar. Sederhanan saja, raja memiliki prajurit, permaisuri, harta dan yang lainnya. Sedangkan lingkungan social membedakan kehidupan kita pada saat ini. Kita tidak mestinya kenal dan berpegang kepada doktrin raja keadilan dan ratu keberanian. Akankah kita mampu menjadi seorang raja dan ratu di masa yang ganas dan haus seperti ini? Semuanya telah menjadi lading percobaan dan merebutkan yang namanya hidup damai atau tentram.
Dari segalanya telah tergambar jelas dalam sebuah pemaknaan diri tentang keadilan dan keberanian menantang hidup yang serba tantangan ini, sehingga manusia meletakkan kebenaran pada kepala mereka dan menjunjung tinggi kemauan untuk dapat menguasai satu dan yang lainnya. Alhasil perang dan tangis menjadi pesta di ujung dari kehidupan manusia di setiap lingkungan social.
Mengapa Ada Perbedaan
Di lingkungan yang satu ini manusia di perhadapkan dengan berbagai macam pilihan, baik memilih hidup yang lebih baik ataukah menjadi pecundang dalam mengejar cita-cita hidup yang lebih baik? Ada logika tentang hidup yang mestinya kita dapat menebaknya dengan kata yang sederhana tetapi pasti. Begitu juga hal yang membingungan kita dalam perjalanan kehidupan ini memberi kita solusi untuk dapat memecahkannya dengan jawaban yang sederhana pula. Pada kata lain ada yang beranggapan bahwa jika manusia tidak di temukan dengan hal baru yang berkembang maka manusia tersebut akan lupa atau tidak pernah mengetahui yang namanya perkembangan. Atau ada juga di satu lingkungan social di mana status social yang membedakan manusia dan kelas-kelasnya.
Sedangkan pada dasarnya manusia lahir dalam sebuah lingkungan yang besar yang di sebut bumi, mengapa harus menuai sengsara dalam menjalankan hidupnya. Padahal semua manusia di berikan kesempatan hidup yang tidak jauh berbeda. Ternya segalanya itu, berpacu dari sebuah landasan pijak manusia yakni pendidikan diri. Disinilah letak perbedaan kehidupan manusia yang dalam pengetahuannya mungkin dapat menjadi PR untuk kita menjawabnya sama-sama. Dan jawabannya adalah ada pendidikan tidak ada perbedaan.
Kunjungi Juga Blog Hairil Sadik
Posting Komentar